Kamis, 03 November 2016

Apa itu Deja Vu?


 Hasil gambar untuk deja vu
Pernah gak sih mengalami situasi di mana secara sadar mengenal betul situasi itu yang merasa telah dilalui sebelumnya? Lalu, Apakah pernah mengalami suatu situasi di mana kamu bisa menebak apa yang akan terjadi selanjutnya dan kemudian hal itu benar-benar terjadi seperti yang kamu rasakan telah kamu lalui sebelumnya? Jika kamu pernah mengalami hal-hal tersebut, itulah yang dinamakan Deja vu. Apasih Deja vu itu? Deja vu merupakan peristiwa di mana seseorang merasa yakin telah mengalami situasi baru sebelumnya. Selama mengalami sebuah situasi baru, seseorang merasakan suatu kesamaan dengan sesuatu yang dialami di masa lalu. Seseorang merasa telah melalui hal yang sama baru saja terjadi di masa lalu atau telah melihat hal itu dalam mimpinya. Istilah Deja vu ini pertama kali diperkenalkan oleh Emile Boirac yang merupakan seorang peneliti di bidang psikologi berkebangsaan Perancis. Kebanyakan mereka yang mengalami Deja vu mengklaim telah melihat sesuatu dalam mimpi mereka atau sangat yakin telah melihat itu beberapa waktu yang lalu.

Beberapa Jenis Deja vu

Deja Senti: perasaan ini merujuk pada sesuatu "yang sudah dirasakan". Hal itu merupakan fenomena kejiwaan dan para peneliti meyakini bahwa sesuatu yang telah dirasakan di masa lalu itu sangat mirip dengan yang dirasakan saat ini. Kesamaan pada kedua pengalaman tersebut membuat seseorang merasa bahwa dia telah merasakan hal yang sama di masa lalu.

Deja Vecu: suatu perasaan bahwasanya segala sesuatu yang sedang terjadi baru saja itu identik dengan apa yang terjadi sebelumnya serta satu gagasan tidak wajar tentang apa yang akan terjadi berikutnya, diterminologikan sebagai Deja vecu. Seseorang yang mengalami perasaan Deja vecu mengklaim telah mengetahui apa yang sedikit lagi akan terjadi dan kadang kala merasa telah mengingat hal tersebut.

Deja Visite: Bentuk Deja vu ini merupakan suatu perasaan pernah mengunjungi suatu tempat yang benar-benar baru. Seseorang yang mengalami bentuk Deja vu ini mengklaim memiliki pengetahuan tentang sebuah tempat yang belum dikunjungi. Seseorang mengklaim mengetahui letak geografi suatu tempat, ketika dia belum pernah ke sana dalam kenyataannya. Deja visite dicirikhaskan dengan sebuah pengetahuan tidak wajar tentang suatu tempat yang belum pernah dikunjungi.

Para peneliti telah lama mencari berbagai sebab di balik Deja vu. Mereka mengasosiasikan penyakit-penyakit seperti schizophrenia, kegelisahan atau gangguan neurologi lainnya. Para peneliti belum mencapai kesuksesan dalam membangun hubungan antara penyakit-penyakit tersebut dengan Deja vu.

Namun, para peneliti telah menemukan bahwa Deja vu bisa saja merupakan hasil dari kegagalan sistem kelistrikan otak. Deja vu dipercaya sebagai suatu sensasi yang salah pada
ingatan atau memori. Beberapa obat-obatan juga dipercaya sebaga salah satu faktor yang memicu Deja vu. Obat-obatan seperti amantadine dan phenylpropanolamine telah diteliti sebagai penyebab perasaan Deja vu. Beberapa obat-obatan bisa menyebabkan aksi hyperdopaminergic pada area mesial temporal otak yang menyebabkan Deja vu.

Otak
manusia merupakan organ yang kompleks dan sangat menarik. Sudah merupakan kecenderungan otak untuk menarik kesimpulan dari berbagai situasi yang berbeda. Otak seringkali mencoba untuk bereksperimen mereproduksi suatu situasi yang belum pernah dihadapi sebelumnya. Oleh karena itu antisipasi beberapa kejadian oleh seseorang bisa membuat orang tersebut berpikir bahwa dia telah mengalami suatu kejadian yang sama di masa lalu.

Yang menarik di sini, bisa saja terjadi bahwa salah satu dari mata kita melihat sesuatu sebelum mata yang lain. Satu mata merekam kejadian sebelumnya. Mata yang lainnya, yang merekam kejadian yang sama beberapa milidetik kemudian, membuat otak merasakan ingatan. Salah satu mata merasakan sesuatu dan otak mengartikannya. Mata lain yang tertinggal beberapa milidetik merasakan hal yang sama dan mengirim gambar tersebut ke otak. Begitu otak merasakan hal yang sama beberapa milidetik kemudian, orang tersebut merasa bahwa dia telah melihat itu sebelumnya. Gagasan ini tidak dapat menjadi alasan tepat untuk Deja vu karena orang yang hanya memiliki satu mata juga mengalami Deja vu.

Tidak semua orang percaya bahwa semua bisa dijelaskan oleh ilmu pengetahuan. Beberapa teori terkait dengan Deja vu pada kemampuan fisik tertentu yang dimiliki manusia, di lain pihak, orang lain mengatakan bahwa perasaan Deja vu merupakan hasil dari kehidupan lain di masa lalu. Memang benar, Deja vu memiliki sifat-sifat misterius.

Adapun pendapat lainnya seperti dari Prof. Ahmad Syauqi Ibrahim yang mana beliau membahas masalah déjà vu ini dalam bukunya yang berjudul Misteri Potensi Gaib Manusia. Beliau mengatakan bahwa déjà vu sangat berhubungan erat dengan aktivitas ruh. Hal ini dijelaskan dalam hadist berikut : 

“Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah mematikan kami. Dan hanya kepada-Nya kami kembali.” 

Rasulullah SAW mengatakan bahwa tidur sebagai kematian karena kitika kita tidur tubuh tidak terkandung ruh dan ruh akan kembali lagi ketika kita berada dalam kondisi sadar atau bangun. Dan inilah yang disebut kematian kecil karena pada waktu tidur yang tertinggal hanyalah jiwa saja. 

Maka dari itu ruh bisa berkunjung pada masa lalu dan masa sekarang kemudian otak bertugas untuk merekam kejadian tersebut. Sehingga pada posisi sadar kita sering sekali merasa telah melakukan hal yang baru saja terjadi atau hal yang belum pernah terjadi namun sudah terjadi pada masa lampau yang sering kita sebut sebagai déjà vu. Dengan demikian, déjà vu masih menjadi sebuah fenomena permasalahan yang mengundang kemisteriusan karena alasan terjadinya masih saja tidak dilandasi pada teori yang kuat.

Baca selengkapnya