Hujan
Oke ntah kenapa aku suka banget sama
yang namanya hujan, kenapa? Karna hujan selalu mau kembali meski tau
rasanya jatuh berkali-kali. Manusia emang gak bisa disamain sama hujan dan aku juga gak nyuruh
kalian kok buat jadi hujan.
Kayanya aku gak sendirian
yang suka aroma hujan deh, ketika langit mendung dan angin berhembus,
hari ketika hujan akan turun, suasana setelah hujan, ada beberapa kombinasi perasaan
yang aneh yang aku rasakan seperti tenang, nyaman,
lega namun sekaligus menjadi mesin kembali kemasa lalu, memori-memori masa lalu secara otomatis kembali lagi terputar.
Hujan juga bisa bikin kita memperoleh banyak inspirasi. That’s why kenapa aku selalu suka sama gerimis atau hujan.
Walaupun hujan sering melanda negara kita indonesia terutama
Jakarta dan sekarang bahkan wilayah jawa barat pun kena. berbagai pandangan orang
tentang tentang hujan tak selalu baik, buat yang
sedang buru buru bawaannya ngamuk mulu, tapi buat yang lagi santai,
hujan itu banyak memawa berkah, adem,
sejuk dan memberikan kesan nyaman saat hujan datang, nah
ternyata fenomena setelah hujan itu ada yang namanya Petrichor,
apasih Petrichor itu? yuk kita simak dikit ulasan brikut ini yoooo
Petrichor adalah salah satu bau alami
yang tercium saat hujan turun membasahi tanah yang kering. Pada tahun 1964, saintis
Australia, Isabel Joy Bear dan R. G. Thomas, melakukan penelitian mengenai aroma
hujan dan mempublikasikannnya di jurnal Nature, “Nature of Agrillaceous Odor.”
Isabel dan Thomas menciptakan istilah petrichor (Yunani, petra: batu, ichor:
darah para dewa) untuk menjelaskan fenomena tersebut.
Petrichor sebenarnya disebabkan oleh beberapa hal.
Namun, yang paling berkontribusi terhadap munculnya petrichor ada dua hal. Pertama,
minyak yang menguap dari tumbuhan. Tumbuhan mengeluarkan sejenis minyak yang
mudah menguap yang kemudian terkumpul di berbagai permukaan,
seperti misalnya bebatuan. Minyak tersebut bereaksi dengantetesan air
hujan dan dilepaskan sebagai gas keudara. Kedua, geosmin yang
dilepaskan oleh mikroba. Geosmin adalah senyawa organik yang
dihasilkan oleh beberapa mikroba yang hidup di tanah, air tawar, dan air laut,
seperti cyanobacteria danactinobacteria. Geosmin dilepaskan ketika mikrobamati,
dan saat terkena terpaan air hujan, geosmin terangkat keudara dan terciptalah aerosol
partikel geosmin dalam udara. Geosmin juga penyebab mengapaikan air
tawar suka berbau tanah.
Lalu, mengapa hal tersebut bisa menimbulkan sensasi yang berbeda?
Pada saat musim kering, tumbuh-tumbuhan tertentu mensekresikan sejenis minyak aromatik kedalam tanah sebagai upaya adaptif terhadap lingkungan yang relatif kering, kemudian pada saat hujan, senyawa-senyawa ini naik keudara.
Lalu, mengapa hal tersebut bisa menimbulkan sensasi yang berbeda?
Pada saat musim kering, tumbuh-tumbuhan tertentu mensekresikan sejenis minyak aromatik kedalam tanah sebagai upaya adaptif terhadap lingkungan yang relatif kering, kemudian pada saat hujan, senyawa-senyawa ini naik keudara.
Senyawa kimia yang
dihasilkan oleh tumbuh-tumbuhan tersebut kemudian bercampur dengan geosmin. Geosmin adalah zatkimia
yang dihasilkan oleh Actinomycetes (bakteriberfilamen) pada saat pembentukan spora,
zat ini naik keudara akibat tekanan hujan.
Setelah itu senyawa aromatik dan geosmin berbaur dengan molekul ozon. Ozon terdiri dari tiga unsur oksigen
yang saling berikatan, terbentuk dari oksigen dan senyawa nitrogen yang “dipecah”
oleh petir yang
kemudian bereaksi membentuk ozon. Bau ozon mirip atau mengingatkan kita pada bau senyawa klorin
yang biasanya digunakan dalam kolam renang.
Selain ketiga penjelasan
di atas, ada juga yang menyebutkan bahwa air hujan yang
bersifat asam menimbulkan atau memicu reaksi-reaksi kimia di permukaan tanah yang
terdiri dari berbagai komponen (organik dan anorganik) yang
menghasilkan senyawa-senyawa aromatik.
Senyawa yang
dihasilkan tersebut ternyata memiliki efek aroma-terapi yang memberi kesan tenang,
nyaman, serta memberi inspirasi bagi yang menciumnya. Akan
tetapi beberapa peneliti menemukan bahwa aroma hujan yang dirasakan oleh tiap orang
berbeda-beda.Hal ini mungkin dipengaruhi suasana hati penikmat hujan itu sendiri.
Dan fakta yang
baru kutemukan lagi yaituu Pluviophile adalah orang yang menyukai Petrichor. So, now i know, i’m a pluviophile.
Jadiiii,
Ketika hujan dan kita merindukan seseorang dan perasaan itu terasa sangat menyebalkan, menyedihkan,
ataupun bikin nyesek, anggap saja itu hanya efek petrichor.
Selesai perkara. :D